Transformasi Digital

7 Tren Digital Marketing di 2021

Selamat tinggal untuk tahun 2020! Dimana pandemi global berdampak untuk setiap bisnis. Dari sudut pandang digital marketing, apa yang akan terjadi pada tahun 2021? Beberapa tokoh digital marketing membagikan pemikiran mereka mengenai tren yang akan datang.

Teddy Heidt, Pendiri dari The Gauge Collective, memberikan prediksi sebagai berikut:

Pivot ke bisnis digital mungkin menjadi permanen.

Kegiatan dan pengalaman secara virtual bagi audiens untuk terlibat diluar pesan penjualan tradisional Anda. Kami membantu Mariano meluncurkan Mariano’s Meet-Ups, kegiatan virtual yang mencakup chef demo, kelas mixology, dan live music, serta Tricoci memasarkan konsultasi virtual untuk perawatan di rumah.

Perluas aktivitas di sosial media Anda untuk terhubung dengan lebih banyak pengguna. Untuk itu, perkaya pengalaman pengguna di profil sosial Anda dengan memanfaatkan toko dan fitur lain yang dapat menghilangkan hambatan konsumen untuk membeli dari bisnis Anda. Kami membantu Tricoci meluncurkan toko dengan Instagram Shopping untuk melengkapi program e-commerce baru mereka.

Remote sales process
Konsultasi digital lewat zoom.

Massimiliano Tirocchi, CMO dan co-founder, Shapermint, melihat perubahan di media sosial:

Media sosial akan menjadi platform utama untuk pembelian, bukan hanya penemuan semata.

“Platform media sosial seperti Facebook memudahkan konsumen untuk beralih dari penemuan ke pembelian tanpa harus meninggalkan platform tersebut, menciptakan pembelian yang sederhana tanpa hambatan. Dengan social selling yang terus bertumbuh hingga tahun 2021, brand ritel harus beradaptasi dengan platform ini dengan aturan baru, mirip dengan apa yang dilakukan di Amazon.”

Sherene Hilal, SVP, product marketing dan business operations, Bluecore, memprediksi:

Pembeli ingin membeli dari brand yang mengerti

Ini berarti berkembang bahkan melampaui era personalisasi dan memasuki era personal commerce, di mana konsumen menyusun pengalaman mereka dengan brand untuk mencerminkan preferensi mereka pada momen tertentu.

Konsumen berharap brand memahami apa yang telah mereka beli dan dapat membantu untuk menentukan apa yang harus mereka beli selanjutnya, berdasarkan semua data yang telah mereka bagikan secara sadar dengan menggunakan situs dan media sosial mereka.

Ini bukan hanya sekedar mengenai brand menemui konsumen dimana mereka berada; ini mengenai brand yang mengerti konsumen, apa yang mereka inginkan, saat mereka menginginkannya.

Jika brand dan retailer akan terus mengumpulkan data pembeli, mereka harus mulai bertindak secara yang berarti, memprediksi produk apa yang ingin dilihat konsumen dan memahami dimana konsumen berada dalam siklus pembelian untuk memprediksi kapan mereka akan membeli lagi.

Jim Kruger, Chief Marketing Officer, Veeam, menawarkan sebagai berikut:

Acara virtual akan tetap ada karena ROI tinggi dan aksesibilitas

Dalam menghadapi pandemi COVID, acara menjadi virtual karena kebutuhan. Saat kita memasuki tahun 2021 dan seterusnya, banyak acara yang akan tetap diselenggarakan secara virtual. Tidak hanya karena masalah keamanan yang berkelanjutan, tetapi juga sebagai hasil dari pelajaran yang dipetik dari tahun 2020.

Perusahaan menemukan fakta bahwa dengan membuat acara virtual, acara akan lebih terbuka untuk audiens baru karena lebih mudah dihadiri dibandingkan acara tatap muka. Untuk acara virtual, masalah visa, pembatasan perjalanan, dan biaya tidak terlalu menjadi perhatian, serta banyak perusahaan yang menemukan bahwa acara virtual memungkionkan jumlah kehadiran yang lebih tinggi dan jumlah partisipasi yang lebih banyak.

Itu berarti acara virtual tidak hanya membutuhkan biaya yang lebih rendah tapi hasilnya juga lebih banyak partisipan serta ROI yang lebih tinggi. Kuncinya adalah menjadi kreatif dan mendorong keterlibatan melalui pembicara yang terkenal, konten yang berguna, dan beberapa hal menyenangkan tentunya.

Pada tahun 2021 dan seterusnya, acara virtual akan terus menjadi cara yang populer untuk berinteraksi dengan banyak konsumen karena perusahaan melihat banyak manfaat dari acara online.

Acara virtual secara langsung

Lisa Apolinski, president dari 3 Dog Write Inc memberikan beberapa pandangan:

Mengurangi akun media sosial

Banyak perusahaan yang sudah mengurangi jumlah akun media sosial yang mereka gunakan untuk berbagi dan mempengaruhi konsumen. Dengan banyaknya media sosial yang tersedia, banyak perusahaan telah mencoba untuk tetap relevan pada semua platform mereka. Hasilnya, konten yang kurang bermakna, jadi mengurangi media sosial sangat diperlukan. Mengurangi akun tidak hanya akan jadi populer, tetapi akan menjadi kebutuhan untuk tingkatkan fokus di setiap media sosial.

Interaksi langsung dengan acara virtual

Acara virtual memiliki keuntungan yang besar, jika tidak hanya ada komunikasi 1 arah saja. Ada kesalahan di antara banyak perusahaan yang menganggap bahwa cara virtual harus disiarkan daripada dilakukan secara langsung (live). Ya, ada kemungkinan masalah bisa terjadi dengan siaran langsung, namun imbalannya akan jauh lebih besar daripada risikonya. Interaksi dan komunikasi 2 arah adalah yang dicari oleh peserta, sesuatu yang dapat menggantikan, bahkan sebagian, untuk acara tatap muka.

Menggunakan AR dalam interaksi digital

Dengan Facebook yang memiliki Oculus dan lusinan paten AR (Augmented Reality), hanya masalah waktu sebelum pakar digital harus mempelajari dan memasukkan AR ke dalam keterlibatan digital. Ini masih awal, namun sekarang waktunya untuk meneliti, mempelajari, dan mempertimbangkan bagaimana AR dapat digunakan dalam aset digital saat ini.

Share This Article

Share to LinkedIn

Share to Facebook

Share to Twitter

Share to Whatsapp

More articles